Musim Hujan, Ibu Hamil Waspadai 3 Masalah Ini
Indonesia adalah negara beriklim tropis yang memiliki 2 musim, yakni musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan di Indonesia terkadang tidak dapat diprediksi. Di awal tahun biasanya beberapa daerah akan sering diguyur hujan.
Mengutip dari sebuah studi penelitian di Bangladesh menyatakan, kalau sistem kekebalan tubuh seseorang dipengaruhi oleh musim. Dengan kata lain, musim hujan dapat menurunkan daya tahan tubuh.
Kondisi tersebut salah satunya disebabkan karena kurangnya vitamin D dari paparan sinar matahari sehingga memengaruhi kekebalan tubuh. Hal ini juga berlaku bagi ibu hamil.
Mengutip dari Independent, ibu hamil yang terdampak curah hujan ekstrem lebih mungkin memiliki bayi dengan berat lahir rendah.
Para peneliti dari Universitas Lancaster dan lembaga penelitian kesehatan FIOCRUZ Brasil mengamati bagaimana berat badan lahir, pertumbuhan janin, dan durasi kehamilan dipengaruhi oleh variabilitas curah hujan lokal.
Studi ini juga menemukan bahwa curah hujan yang tinggi, yang tidak dianggap ekstrem, menghasilkan kemungkinan 40 persen lebih besar bagi perempuan yang melahirkan anak dengan dengan berat badan rendah. Berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur dapat berdampak negatif pada kesehatan dan perkembangan anak.
Selain itu, melansir dari Dawn, di belahan dunia lainnya, tepatnya di daerah terpencil Pakistan, hujan deras yang menyebabkan bencana banjir juga mempengaruhi kesehatan ibu hamil.
Komplikasi kesehatan yang dialami banyak ibu hamil di daerah beriklim ekstrim tersebut misalnya anemia, gangguan hipertensi, kelahiran prematur, perdarahan postpartum, malnutrisi, dan infeksi, Kondisi ini merupakan penyebab utama kematian ibu hamil.
Dalam beberapa kondisi, konsekuesi iklim ekstrem dapat merugikan ibu hamil. Jika cuaca ekstrem menyebabkan gagal panen, hal itu dapat membatasi akses ke makanan, terutama di komunitas pertanian subsisten sehingga sumber makanan akan berkurang.
Bencana bajir berdampak besar pada kehidupan sehari-hari masyarakat. Ditambah dengan stres dan kecemasan yang terjadi di masa kehamilan dapat berkontribusi pada kelahiran prematur dan mengganggu perkembangan anak yang normal.
Selain itu, ibu hamil yang sering kehujanan juga dapat mengalami komplikasi kesehatan seperti :
-
Menurunnya Sistem Imun Tubuh
Tentunya setelah kehujanan, tubuh akan merasa kedinginan. Penurunan suhu tubuh ini juga mengakibatan sistem imun sedikit melemah.
Rhinovirus atau bisa disebut dengan virus penyebab pilek dapat berkembang dengan baik ketika suhu tubuh lebih rendah dari 37 derajat celsius.
Saat kehujanan, suhu biasanya menurun sampai 33 – 35 celcius sehingga kuatnya rhinovirus tentu sulit ditaklukan oleh sistem imun yang lemah apalagi jika menyerang kekebalan tubuh ibu hamil yang umumnya lebih retan.
Akibatnya, virus tersebut menang dan menyebabkan infeksi di dalam rongga hidung sehinga Mama bisa terkena berbagai penyakit, seperti sakit tengorokan, batuk, hidung tersumbat, dan demam.
-
Diare
Menurut National Health Portal, diare musiman biasanya terjadi menjelang akhir musim kemarau dan awal musim hujan. Diare ditandai dengan frekuensi buang air besar yang meningkat dibandingkan biasanya. Pada musim hujan, diare umumnya disebabkan oleh rotavirus.
Penyebaran rotavirus saat musim hujan ini bisa melalui sanitasi yang tidak bersih dan higienis. Seperti yang Mama tahu musim hujan dapat memengaruhi kondisi air di beberapa daerah.
Ketika toilet terkontaminasi rotavirus, seseorang yang menggunakannya pasti bisa terkena diare. Umumnya cara penularan penyakit ini melalui feses-oral. Dimana ketika ibu hamil bisa terkena diare karena mengonsumsi air atau makanan yang terkontaminasi mengandung virus.
Diare disebabkan karena mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit yang disebabkan oleh bakteri e.coli, salmonella, shigella, dan cholera.
Ibu hamil yang rentan terhadapat berbagai penyakit akan lebih berisiko terkena diare saat musim hujan.
Baca Juga : Hamil Setelah Operasi Caesar ?
-
Common cold selesma dan influenza
Bahaya yang terjadi ketika Ibu hamil kehujanan yakni rentan terhadap penyakit flu. Meski umumnya banyak orang juga mengalami flu setelah kehujanan. Namun, efek flu tak hanya mempengaruhi ibu hamil tetapi juga bayi di dalam kandungannya. Itulah sebabnya, penanganan penyakit pada ibu hamil lebih rumit dan berisiko.
Common cold atau biasa dikenal dengan salesma dapat menyerang ibu hamil. Penyakit salesma ini disebabkan infeksi virus.
Meskipun berbeda dengan virus influenza, salesma sering juga disebut flu karena memilki gejala seperti batuk, pilek, dan demam.
Selain itu, ibu hamil juga bisa mengalami influenza dan berisiko memilki komplikasi yang lebih tinggi terhadap masalah pernapasan seperti bronkitis dan pneumonia.